Alat Belajar Konversi ADC



Disusun Oleh :

RE2A / Kelompok 4

Ardian Saputra /04

Gabriella Monica P.P /09

M. Ajik Al Husein /16

Rizky Maulana H. /20

ABSTRAK

Laporan ini membahas perancangan dan pengembangan alat konversi Analog ke Digital (ADC) yang dirancang untuk media pembelajaran. Tujuan utama proyek ini adalah menciptakan suatu sistem konversi yang presisi dan efisien untuk mengukur dan menampilkan hasil konversi secara digital. Alat ini menggunakan teknologi ADC berkecepatan tinggi untuk mengubah sinyal analog dari potensiometer menjadi data digital yang dapat diproses lebih lanjut.

 

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Pada era teknologi informasi yang berkembang pesat, pengukuran dan pengendalian sinyal analog menjadi krusial dalam berbagai aplikasi elektronika. Sinyal analog yang dihasilkan oleh sensor-sensor, seperti sensor suhu, tekanan, atau cahaya, perlu dikonversi menjadi bentuk digital agar dapat diproses, disimpan, dan diolah lebih lanjut oleh sistem komputer atau mikrokontroler.

    Salah satu teknologi yang menjadi kunci dalam proses konversi sinyal analog menjadi digital adalah Analog-to-Digital Converter (ADC). ADC berperan penting dalam mentransformasikan informasi analog menjadi representasi digital, sehingga dapat diintegrasikan ke dalam sistem digital yang kompleks. Seiring dengan perkembangan teknologi, terdapat berbagai jenis dan model ADC dengan kecepatan konversi, presisi, dan resolusi yang beragam, yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan spesifik aplikasi.

 

1.2 Perumusan Masalah

                1. Bagaimana agar orang awam bisa memahami konversi ADC?

                2. Bagaimana cara mengubah hasil ADC ke tegangan?

 

1.3 Tujuan

              1. Merancang alat konversi ADC dengan bantuan tampilan LCD dan 10 baris LED

              2. Mengetahui rumus untuk mengubah hasil digital dari pembacaan analog ke tegangan ( Volt)

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ATMega 8535

 

    ATMega8535 adalah sebuah mikrokontroler yang dikembangkan oleh Microchip Technology. Mikrokontroler ini merupakan bagian dari keluarga AVR yang memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) yang efisien. Dengan kecepatan operasi hingga 16 MHz, ATMega8535 dilengkapi dengan 8-bit CPU, memori Flash sebesar 8KB yang dapat di-program ulang, SRAM sebesar 512 byte, serta EEPROM sebesar 512 byte untuk menyimpan data yang perlu dipertahankan saat catu daya dimatikan. ATMega8535 memiliki beragam fitur periferal termasuk 4 timer/counters, 8-channel 10-bit Analog-to-Digital Converter (ADC), USART (Universal Synchronous and Asynchronous serial Receiver and Transmitter), dan antarmuka I2C dan SPI. Mikrokontroler ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti sistem kontrol, perangkat medis, otomasi industri, dan proyek-proyek elektronik lainnya yang membutuhkan pemrosesan data dan kontrol yang handal dan efisien. Kelebihan dari ATMega8535 meliputi konsumsi daya yang rendah, kinerja yang andal, serta fleksibilitas dalam pengembangan aplikasi berbasis mikrokontroler.

2.2 Potensiometer

    Potensiometer merupakan sebuah komponen elektronik yang digunakan untuk mengukur atau mengatur tegangan listrik dalam suatu rangkaian. Dasar teori potensiometer didasarkan pada konsep hukum Ohm dalam ilmu elektronika, di mana tegangan (V) dalam suatu rangkaian sebanding dengan arus (I) yang mengalir dan resistansi (R) dari komponen tersebut, yaitu V = I * R. Potensiometer terdiri dari tiga terminal yang dapat disesuaikan untuk mengubah resistansi totalnya. Dengan mengatur posisi penghubung atau geseran pada potensiometer, resistansi totalnya dapat diubah secara variabel. Prinsip kerja utama potensiometer adalah membagi tegangan dalam suatu rangkaian dengan membuat sebuah resistansi yang dapat disesuaikan. Potensiometer sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti mengatur volume pada perangkat audio, sebagai sensor posisi dalam sistem kontrol, dan dalam eksperimen sirkuit elektronik untuk mengukur atau membandingkan tegangan.

2.3 LCD 16 x 2


    LCD 16x2 (Liquid Crystal Display) merupakan sebuah perangkat tampilan yang terdiri dari 16 kolom dan 2 baris karakter yang menggunakan teknologi kristal cair untuk menampilkan informasi secara visual. Dasar teori yang mendasari operasi LCD 16x2 melibatkan penggunaan cairan kristal di antara dua panel polarisasi. Ketika tegangan diterapkan pada panel, molekul-molekul dalam cairan tersebut akan mengatur ulang posisi mereka, memungkinkan atau memblokir cahaya yang melewati panel sesuai dengan arus listrik yang diberikan. Setiap piksel di layar LCD 16x2 terdiri dari segmen-segmen kecil yang dapat diatur untuk menampilkan karakter atau simbol tertentu. Untuk mengontrol tampilan, mikrokontroler atau perangkat lain mengirimkan sinyal-sinyal elektronik ke LCD melalui antarmuka tertentu, memandu setiap karakter dan baris untuk ditampilkan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ini, LCD 16x2 menjadi populer dalam aplikasi-aplikasi elektronik, termasuk dalam perangkat-perangkat seperti termometer digital, peralatan medis, peralatan industri, dan berbagai jenis produk konsumen lainnya.

2.4 LED

    Dalam elektronika, LED (Light Emitting Diode) merupakan semikonduktor optoelektronik yang menghasilkan cahaya ketika arus listrik melewati material semikonduktor di dalamnya. LED beroperasi pada prinsip emisi foton dari peristiwa rekombinasi elektron dan lubang pada junction PN di dalamnya. Saat arus listrik diterapkan pada LED dengan tegangan sekitar 5 volt, elektron-elektron yang mendapatkan energi dari tegangan ini akan berpindah dari daerah berlekatan negatif (N-type) ke daerah berlekatan positif (P-type), bertemu dengan lubang-lubang dan memancarkan foton cahaya dalam proses rekombinasi. Tegangan 5 volt ini umumnya cukup untuk mengaktifkan LED dalam kebanyakan aplikasi elektronik, dan dengan karakteristiknya yang efisien dan tahan lama, LED 5 volt menjadi pilihan yang umum digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, termasuk penerangan, tampilan, dan indikator.

2.5 Voltmeter Analog

    Voltmeter analog adalah sebuah alat pengukur yang dirancang untuk mengukur nilai tegangan listrik dalam sebuah rangkaian listrik. Dasar teori yang menjadi landasan bagi voltmeter analog adalah prinsip bahwa tegangan listrik dapat diukur dengan menggunakan perbandingan antara tegangan yang diukur dan tegangan referensi yang telah ditetapkan dalam alat tersebut. Voltemeter analog menggunakan komponen elektronika seperti resistor, jarum penunjuk, dan skala yang terhubung dalam sebuah rangkaian. Ketika tegangan yang diukur masuk ke voltmeter, resistor di dalamnya membagi tegangan tersebut sesuai dengan perbandingan yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan arus yang proporsional. Jarum penunjuk akan menunjukkan nilai tegangan yang sesuai pada skala yang telah terkalibrasi. Prinsip kerja ini mengandalkan pergerakan jarum atau indikator analog untuk menampilkan nilai tegangan secara langsung, yang berbeda dengan voltmeter digital yang menggunakan konversi analog ke digital untuk menampilkan nilai tegangan dalam bentuk angka. 

 

III. PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok :


3.2 Diagram Alur :

 

3.3 Gambar Rangkaian : 

 

3.4 Cara Kerja Rangkaian

1. Sinyal Analog dideteksi dari PORTA yang memiliki kemampuan membaca ADC 

2. ADC akan ditampilkan pada LCD 

3. Nyala lampu LED akan mengikuti nilai ADC seperti pada tabel dibawah

4. Nilai Akan muncul juga pada multimeter analog

3.5 Kode Program :

/* =================================================================================

TUGAS AKHIR MIKROKONTROLLER

------------------------------------------------------------------------------------

TEMA : KONVERSI ADC DENGAN NYALA BARIS 10 LED

------------------------------------------------------------------------------------

Komponen:

- POTENSIO 50K

- LCD

- 10x LED

===================================================================================*/

//=== Pustaka ===

#include <mega8535.h>                   //ATmega 8535  

#include <stdio.h>                      //masuk keluaran standar

#include <alcd.h>                       //tampilan kristal cair 

#include <delay.h>                      //jeda   

//=== Deklarasi variabel ===

unsigned int digital;                   //hasil konversi adc

char tampung[100];                      //Untuk digital

char tampung2[100];                     //Untuk tegangan

unsigned int tegangan;                  //hasil konversi ke tegangan


  

//=== Pengesetan awal ===  

void main(void){

  DDRB = 0b11111111;                    //PORTB sbg luaran LED

  DDRD = 0b11111111;                    //PORtD sbg luaran LED

  //ADCSRA : 7-RXCIE  6-TXCIE  5-UDRIE  4-RXEN  3-TXEN  2-UCSZ2  1-RXB8  0-TXB8  

  //        0        0        0        0       1       0        0       0

  ADCSRA  = 0b10000111;                 //Pengiriman TX diaktifkan 

  lcd_init(16);  

  lcd_putsf("INPUT ADC:");              //tulis pesan untuk ADC

  lcd_gotoxy(0,1);                      //posisi ADC pada LCD

  lcd_putsf("TEGANGAN :     V");        //tulis pesan untuk TEGANGAN

  lcd_gotoxy(1,1);                      //posisi TEGANGAN pada LCD           

  

//=== Program utama ===

while (1) { 

  //ADMUX : 7-RXCIE  6-TXCIE  5-UDRIE  4-RXEN  3-TXEN  2-UCSZ2  1-RXB8  0-TXB8  

  //        0        0        0        0       1       0        0       0

  ADMUX  = 0b01000000;                  //Pengiriman TX diaktifkan  

  delay_us(10);                         //jeda

  ADCSRA |= 0b01000000;                    

  while ((ADCSRA & 0b00010000)==0); 

  ADCSRA |= 0b00010000;

  

  //Baca Digital

  digital = ADCW;                       //baca hasil konversi ADC

  sprintf(tampung,"%d ",digital);       //tampilkan

  lcd_gotoxy(11,0);                     //posisi

  lcd_puts(tampung);                    //tulis pesan

  delay_ms(50); 

   

  //Baca Tegangan

  tegangan = ADCW*5/1023;               //Ubah digital ke tegangan

  sprintf(tampung2,"%d ",tegangan);     //tampilkan

  lcd_gotoxy(11,1);                     //posisi

  lcd_puts(tampung2);                   //tulis pesan

  delay_ms(50);

  

  //Tampilan LED

  if (digital == 0){

    PORTB = 0b00000000;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 1 && digital <2){

    PORTB = 0b00000001;

    PORTD = 0b00000000;

    

    }

  if (digital >= 3 && digital <6){

    PORTB = 0b00000011;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 7 && digital <14){

    PORTB = 0b00000111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 15 && digital <30){

    PORTB = 0b00001111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 31 && digital <62){

    PORTB = 0b00011111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 63 && digital <126){

    PORTB = 0b00111111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 127 && digital <254){

    PORTB = 0b01111111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital >= 255 && digital <510){

    PORTB = 0b11111111;

    PORTD = 0b00000000;

    }

  if (digital == 511 && digital <1021){

    PORTB = 0b11111111;

    PORTD = 0b00000001;

    }

  if (digital >= 1022){

    PORTB = 0b11111111;

    PORTD = 0b00000011;

    }

}//while

}//main

 

IV PEMBAHASAN

 

V KESIMPULAN

    Dalam pengembangan alat belajar konversi Analog ke Digital (ADC), diperlukan pemahaman yang mendalam tentang proses konversi sinyal analog menjadi bentuk digital yang dapat diinterpretasikan oleh perangkat elektronik. ADC merupakan komponen kunci dalam berbagai aplikasi, mulai dari perangkat audio, sensor-sensor industri, hingga peralatan medis. Proses konversi ADC melibatkan beberapa tahap, termasuk sampling sinyal analog, kuantisasi, dan encoding untuk menghasilkan representasi digital dari sinyal analog yang kontinu. Alat belajar yang efektif untuk memahami konsep-konsep dasar ADC haruslah mencakup penjelasan yang jelas mengenai prinsip-prinsip dasar konversi, jenis-jenis ADC, keunggulan, serta kelemahan dari setiap jenisnya. Penggunaan contoh aplikasi nyata dan demonstrasi praktis dalam alat belajar tersebut dapat membantu mahasiswa atau pengguna yang ingin memahami konsep-konsep yang kompleks menjadi lebih mudah dicerna. Dengan pemahaman yang kuat tentang konversi ADC, pengembang dan insinyur elektronik dapat merancang sistem yang lebih canggih dan efisien sesuai dengan kebutuhan yang ada di berbagai bidang industri. 

 

DAFTAR PUSTAKA 

https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-membaca-voltmeter-analog-dan-penghitungan-hasilnya-1zymE74OKMG

https://id.wikipedia.org/wiki/ATMega8535

https://www.anakteknik.co.id/rahasia1/articles/apa-itu-potensiometer-pengertian-jenis-dan-fungsinya

https://yoskin.wordpress.com/arduino/liquid-crystal-display-lcd-16-x-2/

https://www.merdeka.com/sumut/fungsi-led-pengertian-beserta-cara-kerjanya-dalam-dunia-elektronika-kln.html

https://miqbal.staff.telkomuniversity.ac.id/adc-analog-to-digital-converter/

 

Lampiran :

File Presentasi Disini

Link Youtube Disini

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROTOTYPE SMART HOME DENGAN ESP32 BERBASIS INTERNET OF THINGS

IoT Health Monitoring System for Sports: Real-Time Heart Rate and Temperature Tracking

MONITORING PENETAS TELUR BERBASIS IoT