Alat Pendeteksi Ketinggian Air Sungai dengan ATmega 8353
Alat Pendeteksi Ketinggian Air Sungai dengan ATmega 8353
Dosen Pengampu:
Dr. Samuel Beta K.,Ing-Tech., M.T.
Disusun Oleh:
1. Bagas Agung P | RE-2A | (4.34.22.0.06) |
2. Bahktiar Bimantoro | RE-2A | (4.34.22.0.07) |
3. Muhammad Zidaan FI. | RE-2A | (4.34.22.0.18) |
4. Raka Ramadhana | RE-2A | (4.34.22.0.19) |
Tanggal Laporan : 12 Desember 2023
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki musim penghujan, Banyak daerah di Indonesia yang rawan banjir. Terlebih lagi masyarakat yang tinggal di daerah sungai. Apalagi dengan curah hujan yang tinggi dapat membuat banjir secara tiba tiba, dan dapat merusak alat alat elektronik apabila air masuk kerumah. Maka dari itu kita membuat alat untuk mendeteksi adanya banjir tiba tiba, agar masyarakat bisa lebih bersiap siap untuk menghadapi banjir.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari alat yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. - Untuk membuat aplikasi Mikrokontroler ATMega8535 berfungsi untuk Menyalakan LED dan buzzer
- Untuk mengurangi Resiko masyarakat saat menghadapi banjir Secaa tiba tiba
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer yang merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang sangast kecil, Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (Personal Computer ) yang memiliki beragam fungsi. Tidak seperti sistem komputer yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi, mikrokontrler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja, perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM nya besar, artinya program-program penggunba disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil, Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM –nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalm ROM (bias Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara , termasuk register-register yang digunakn pada mikrokontroler yang bersangkutan.
2.2 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Heryanto, dkk, 2008:1). Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega8535.
Gambar 1. Mikrokontroler ATMega8535
Gambar 2. Konfigurasi Pin ATMega8535
Konfigurasi Pin ATMega8535 Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut 1 VCC Input sumber tegangan (+) 2 GND Ground (-) 3 Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan. 4 Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 5 Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 6 Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 7 RESET Input reset. 8 XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal. 9 XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator. 10 AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC. 11 AREF Tegangan referensi untuk ADC. Fitur Mikrokontroler ATMega8535 Adapun kapabilitas detail dari ATmega8535 adalah sebagai berikut, 1 Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2 Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, danEEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memori) sebesar 512 byte. 3 ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. 4 Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. 5 Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.
2.3 LED (Light Emitting Diode)
LED (Light Emitting Diode) adalah semikonduktor yang dapat menghasilkan cahaya ketika diberikan tegangan. Sebagai sumber cahaya padat, LED umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi elektronika, pencahayaan, dan tampilan. LED memiliki dua terminal, yaitu anoda (positif) dan katoda (negatif). Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda, dan dalam proses ini, foton dihasilkan yang menyebabkan cahaya terpancar.
LED terbuat dari semikonduktor, seperti gallium arsenide (GaAs) atau gallium phosphide (GaP). Material ini menentukan warna cahaya yang dihasilkan oleh LED. Sedangkan Chip LED terdiri dari chip yang menghasilkan cahaya, dan casing yang melindungi chip serta membantu dalam penyebaran cahaya.
LED memiliki dua prinsip kerja yaitu Efek Elektroluminesensi merupakan Cahaya dihasilkan ketika elektron bergerak melalui semikonduktor dan bergabung dengan lubang di dalamnya. Proses ini disebut efek elektroluminesensi. Serta Wavelength (Panjang Gelombang) Warna cahaya yang dihasilkan oleh LED ditentukan oleh panjang gelombang dari foton yang dihasilkan. Panjang gelombang ini bergantung pada jenis semikonduktor yang digunakan.
L
2.4 Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untukmembatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengannamanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah harus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω.
BAB III
3.1 Diagram Blok
3.2 Alat dan Bahan
- ATmega8535
- Resistor
- LED
- Buzzer
- Saklar Merkuri
- LCD
3.3 Prosedur Kerja
1. Tulis program berikut pada CV AVR:
/* ==================================================================
Pemrogram : Kelompok RE-2a/02
1. 06- Bagas Agung NIM:4.34.22.0.06
2. 07- Bakhtiar Bimantoro NIM:4.34.22.0.07
3. 18- Muhammad Zidaan FI NIM:4.34.22.0.18
4. 19- Raka ramadhan NIM:4.34.22.0.19
=====================================================================
Proyek Tugas Akhir
program untuk menampilkan ketinggian air sungai pada LCD
---------------------------------------------------------------------
Komponen:
- 1X LCD 16x2
- led
- saklar switch
================================================================== */
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
void main(void)
{
lcd_init(16); // Inisialisasi LCD 16x2
lcd_clear(); // Hapus layar
lcd_gotoxy(7, 0); // Pindahkan kursor ke baris 0 kolom 3
lcd_putsf("Lab.Mikro"); // Tampilkan pesan "Lab.Mikro"
lcd_gotoxy(5, 1); // Pindahkan kursor ke baris 1 kolom 4
lcd_putsf("TUGAS AKHIR"); // Tampilkan pesan "RE-2A/6"
PORTA = 0xFF; // Set PORTA sebagai input dengan pull-up resistor aktif
DDRA = 0x00; // Set semua pin di PORTA sebagai input
DDRB = 0xFF; // Set semua pin di PORTB sebagai output
while (1)
{
if (PINA.3 == 0 && PINA.2 == 0 && PINA.1 == 0 )
{
// Tombol pada PINA.1 ditekan
lcd_gotoxy(0, 0);
lcd_putsf("BAHAYA");
PORTB.4 = 0;
PORTB.3 = 0;
PORTB.2 = 0;
PORTB.1 = 1;
delay_ms(10);
PORTB.4 = 0;
PORTB.3 = 0;
PORTB.2 = 1;
PORTB.1 = 0;
delay_ms(10);
}
else if (PINA.3 == 0 && PINA.2 == 0)
{
// Tombol pada PINA.2 ditekan
lcd_gotoxy(0, 0);
lcd_putsf("SEDANG");
PORTB.4 = 0;
PORTB.3 = 1;
PORTB.2 = 0;
PORTB.1 = 0;
delay_ms(10);
}
else if (PINA.3 == 0)
{
// Tombol pada PINA.3 ditekan
lcd_gotoxy(0, 0);
lcd_putsf("AMAN");
PORTB.4 = 1;
PORTB.3 = 0;
PORTB.2 = 0;
PORTB.1 = 0;
delay_ms(10);
}
else
{
// Tidak ada tombol ditekan
// Matikan semua LED di PORTB
lcd_gotoxy(0, 0);
lcd_putsf(" ");
PORTB.4 = 0;
PORTB.3 = 0;
PORTB.2 = 0;
PORTB.1 = 0;
}
}
}
2. Buat rangkaian seperti contoh berikut pada proteus
3. Masukkan program di CV AVR pada ATmega di proteus
4. Pastikan rangakaian berjalan seperti yang diinginkan
5. Rangkai LED sesuai pada rangkaian di Proteus dan hubungkan pada ATmega 8535.
6. Upload program pada ATmega 8535 dirangkaian menggunakan progISP.
7. Setelah program terupload jalankan program di progISP, pastikan sistem bekerja sesuai dengan yang diinginkan
BAB 4
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
Saat air menyentuh saklar Level 1 maka LED hijau akan menyala, menandakan volume air pada posisi aman. Saat air menyentuh saklar level 2 maka LED kuning akan menyala menandakan volume air pada posisi sedang. Saat air menuentuh saklat 3 maka LED merah akan berkedip dan buzzer akan menyala menandakan volume air pada posisi bahaya.
4.2 Pustaka
Samijayani, O.N., Iftikar, F., Hariomurti, M. and Astharini, D., 2014. Implementasi Sistem Sensor Sederhana untuk Peringatan Banjir Melalui SMS. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 2(1), pp.22-27.
Valentin, R.D., 2021. Implementasi Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Untuk Sistem Peringatan Dini Banjir. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kendali dan Listrik, 2(1), pp.32-41.
Komentar
Posting Komentar