PENGATUR KECEPATAN KIPAS DENGAN SENSOR LM35
PRAKTIKUM MIKROKONROLLER
PENGATUR KECEPATAN KIPAS DENGAN SENSOR LM35
Disusun Oleh
Kelompok 2:
1. |
Adinda
Lidia Selvi |
(4.34.22.0.02) |
2. |
Hendra
Putra Rusmana |
(4.34.22.0.11) |
3. |
Marshanda
Aprilian Nisha |
(4.34.22.0.14) |
4. |
Sarifuddin
Luqman Khaqim |
(4.34.22.0.23) |
5. |
Yahya
Umar Zainuri |
(4.34.22.0.26) |
Program Studi Teknologi Rekayasa
Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2023
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dunia elektronika
berkembang dengan sangat pesat, bukan saja dari segi tampilan, tetapi juga
teknologi yang digunakan. Bukan hanya dari sisi mekanik tetapi juga
elektronik. Pengatur kecepatan kipas dengan sensor suhu LM35 juga salah
satu contoh dari perkembangan elektronika.
Meningkatnya suhu
yang sedang terjadi di Indonesia juga menjadi salah satu contoh kasus yang
perlu diperhatikan, untuk memudahkan pekerjaan manusia maka dibentuklah alat
pengatur kecepatan kipas yang dilengkapi dengan sensor suhu LM35. Salah satu Solusi
yang dapat diterapkan untuk mengatasi cuaca yang sedang terjadi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari perancangan alat ini, yaitu :
1. Menciptakan alat dengan
memanfaatkan sensor suhu LM35 sebagai bentuk menguji pemahaman materi tentang
sensor suhu LM35.
2. Memudahkan pekerjaan
manusia dengan menciptakan alat otomatis.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagi berikut :
1. Apa saja keuntungan dengan
menggunakan mikrokontroller dengan alat tersebut?
2. Apakah alat tersebut
dapat diatur secara manual?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Mikrokontroler
ATMega8535
Mikrokontroller AVR
merupakan mikrokontroller berbasis arsitektur RISC (Reduced Intruction Set
Computing) 8 bit. Mikrokontroller AVR didesain menggunakan arsitektur Harvard,
dimana ruang dan jalur bus bagi memori program dipisahkan dengan memori data.
Memori program diakses dengan single-pipelining, dimana ketika sebuah instruksi
dijalankan, intruksi lain berikutnya akan di-prefetch dari program memori. AVR
mempunyai kepanjangan Advanced Versatile RISCH atau Alf and Vegard’s RISC
prosesor yang berasal dari dua nama mahasiswa yaitu Alf-Egil Bogel dan Vegerd
Wollan.
AVR memiliki keunggulan
dibandingkan dengan mikrokontroller lain, keunggulan mikrokontroller AVR yaitu
AVR memiliki kecepatan eksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan
dengan mikrokontroller MSC51. Mikrokontroller AVR memiliki fasilitas yang
lengkap (ADC internal, EEPROM internal, timer/Counter, watchdog timer, PWM,
port I/O, komunikasi serial, komparator, 12C, dan lain-lain). Sehingga dengan
fasilitas yang lengkap ini, programer dan desainer dapat menggunakannya untuk
berbagai aplikasi sistem elektronika seperti robot, otomasi industri, peralatan
telekomunikasi, dan berbagai keperluan lain. Secara umum mikrokontroller AVR
dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega, dan
Attiny.
Tabel jenis mikrokontroller
AVR
Mikrokontroller AVR |
Memori |
|||
Tipe |
Jumlah pin |
Flash |
EEPROM |
SRAM |
Tiny AVR |
8 – 32 |
1 – 2k |
64 – 128 |
0 – 128 |
AT90Sxx |
20 – 44 |
1 – 8k |
128 – 512 |
0 – 1k |
ATMega |
32 – 64 |
8 – 128k |
512 – 4k |
512 – 4k |
Fitur-fitur ATMega 8535
Fitur yang dimiliki ATMega 8535 sebagai berikut:
• Saluran IO sebangak 32 buah
• ADC 10 bit sebanyak 8 channel
• Tiga buah timer / counter
• Memiliki 32 register
• Watcthdog Timer dengan osicilator internal
• SRAM sebanyak 512 byte, EEPROM 512 byte,
memori flash sebesar 8kb
• Mempunyai port SPI (Serial Peripheral
Interface) dan port USART (Universal Shyncronous Ashyncronous Receiver
Transmitter).
Konfigurasi pin AVR ATMega 8535
Konfigurasi pin ATMega 8535 dengan kemasan 40 pin
DIP (Dual In-Line package) dapat dilihat pada gambar diatas. Dari gambar diatas
dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin ATMega 8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai
masukan catu daya.
2. GND merupakan pin Ground
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan
pin ADC
4. Port B (PB0....PB7) merupakan pin I/O dan
pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu timer/counter, komparator Analog dan
SPI.
5. Port C (PC0....PC7) merupakan port I/O dan
pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu komparator analog dan timer Oscillator.
6. Port D (PD0....PD7) merupakan port I/O dan
pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interupt eksternal serta
komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk
mereset mikrokontroller.
8. XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan
clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk
ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan
referensi tegangan referensi untuk ADC
1.2 Sensor Suhu LM35
Sensor suhu
LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran
suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang
dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun
tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor
adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu
25 ºC .
Gambar 2. Sensor Suhu LM35
Pada Gambar
5.1 ditunjukan bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35
menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber
tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran
atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan
tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt.
Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara
prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu
1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi
suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu
permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu
udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu
disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih
rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara
disekitarnya .
Jarak yang
jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar,
dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat
bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat
bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian,
dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Berikut
ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
- Memiliki sensitivitas
suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC,
sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan
atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
- Memiliki
jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada
tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus
rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki
pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada
udara diam.
- Memiliki
impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki
ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
1.3 LCD 16x2 (Liquid Crystal Display)
LCD
16×2 (Liquid Crystal Display) merupakan modul penampil data yang
mepergunakan kristal cair sebagai bahan untuk penampil data yang berupa tulisan
maupun gambar. Pengaplikasian pada kehidupan sehari – hari yang mudah dijumpai
antara lain pada kalkulator, gamebot, televisi, atau pun layar komputer.
Jenis
dari perangkat ini ada yang dan pada postingan ini akan dibahas tentang
Tutorial Arduino mengakses LCD 16×2 dengan mudah, dimana mudah didapatkan
ditoko elektronik terdekat.
Spesifikasi dari LCD 16×2
Adapun fitur – fitur yang tersedia antara lain
·
Terdiri dari 16 kolom dan 2 baris
·
Dilengkapi dengan back light
·
Mempunyai 192 karakter tersimpan
·
Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit
·
Terdapat karakter generator terprogram
Pin – pin LCD 16×2 dan keterangannya
Keterangan :
GND : catu daya 0Vdc
VCC : catu daya positif
Constrate : untuk kontras tulisan pada LCD
RS atau Register Select :
High : untuk mengirim data
Low : untuk mengirim instruksi
R/W atau Read/Write
High : mengirim data
Low : mengirim instruksi
Disambungkan dengan LOW untuk pengiriman data ke
layar
E (enable) : untuk mengontrol ke LCD ketika
bernilai LOW, LCD tidak dapat diakses
D0 – D7 = Data Bus 0 – 7
Backlight + : disambungkan ke VCC untuk
menyalakan lampu latar
Backlight – : disambungkan ke GND untuk
menyalakan lampu latar
1.4 Kipas Angin 5 VDC
Kipas 5V DC (Direct Current) adalah perangkat yang dirancang untuk
beroperasi dengan tegangan searah 5 volt. Berikut adalah penjelasan singkat
mengenai kipas 5V DC:
1. Tegangan Operasional: Kipas ini dirancang untuk beroperasi pada
tegangan 5V DC, yang seringkali diperoleh dari sumber daya USB atau power
supply dengan tegangan serupa. Keberadaan tegangan yang tepat sangat penting
untuk kipas beroperasi dengan efisien dan sesuai spesifikasi.
2. Fungsi Pendinginan: Kipas 5V DC umumnya digunakan untuk tujuan
pendinginan, baik dalam perangkat elektronik seperti komputer, mikrokontroler,
atau perangkat lain yang memerlukan pendinginan tambahan.
3. Ukuran dan Bentuk: Kipas ini hadir dalam berbagai ukuran dan bentuk
fisik, mulai dari yang sangat kecil hingga yang lebih besar, tergantung pada
kebutuhan aplikasi dan volume udara yang perlu dipindahkan.
4. Hubungan Listrik: Kipas 5V DC terhubung melalui kabel atau konektor
yang sesuai dengan sumber daya 5V, seperti USB atau header khusus pada papan
sirkuit.
5. Tipe Bantalan: Kipas dapat memiliki berbagai jenis bantalan, seperti
bantalan bola atau bantalan silikon, yang mempengaruhi tingkat kebisingan, umur
pakai, dan performa kipas.
6. Kontrol Kecepatan: Beberapa kipas 5V DC dilengkapi dengan fitur
kontrol kecepatan, yang memungkinkan pengguna mengatur seberapa cepat kipas
berputar sesuai dengan kebutuhan pendinginan yang diinginkan.
7. Aplikasi Umum: Kipas 5V DC sering digunakan dalam perangkat-perangkat
portabel, proyek elektronika DIY, dan perangkat lain yang memerlukan
pendinginan ringan dengan daya rendah.
Penting untuk memastikan bahwa kipas menerima tegangan yang sesuai dan
dioperasikan sesuai dengan spesifikasinya untuk menjaga keandalan dan
kinerjanya.
1.5 LED
Light Emitting Diode atausering
disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahayamonokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED
merupakan keluarga Dioda yang terbuatdari bahan semikonduktor. Warna-warna
Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata.
Gambar 5. LED
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat
dari semikonduktor. Cara kerjanya
pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitukutub Positif (P) dan kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan
cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip
semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik kelistrikan yang diinginkan.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1 Daftar Komponen
Komponen yang digunakan untuk perancangan alat :
1. 1x LCD
2. 5x Resistor
3. 3x Kapasitor
4. 4x LED
5. 5. 1x LED Crystal
6. 6. 1x Push button
7. 7. 1x Kipas DC
8. 8. 1x sensor suhu LM35
9. 9. 1x Potensiometer
3.2 Cara Kerja
Ketika sensor LM35 membaca
suhu35-40 xmaka kipas berputar lambat, ketika membaca suhu dari 41 sampai 45
maka kipas akan berputar sedang dan ketika sensor membaca suhu lebih dari 45
maka kipas akan berputar cepat
3.3 Diagram Blok
3.4 Diagram Alir
3.5 Gambar Rangkaian
3.6
Kode Program
/*
==================================================================
Pemrogram : Pengatur Kecepatan Kipas Otomatis
dengan Sensor Suhu
1. 02-Adinda Lidia Selvi NIM:4.34.22.0.02
2. 11-Hendra Putra Rusmana NIM:4.34.22.0.11
3. 14-Marshanda Aprilian Nisha NIM:4.34.22.0.14
4. 23-Sarifuddin luqman khaqim NIM:4.34.22.0.23
5. 26-Yahya Umar Zainuri NIM:4.34.22.0.26
Tgl.Percobaan : Selasa, 5 Desember 2023
=====================================================================
Proyek
Mikrokontroller
A2-Tubes.c
program untuk mengatur kecepatan kipas angin
secara otomatis
berdasarkan suhu ruang dilengkapi sensor
gerak, jika tidak ada
orang(pergerakan) selama periode tertentu
kipas akan mati
---------------------------------------------------------------------
Komponen:
- 1x
LCD
- 5x
Resistor
- 3x
Kapasitor
- 4x
LED
- 1x
Crystal
- 1x
Push button
- 1x
Kipas DC
- 1x
Sensor suhu LM35
- 1x
Potensiometer
==================================================================
*/
//===
Pustaka ===
#include
<mega8535.h> //ATmega 8535
#include
<stdio.h> //masukan luaran standar
#include
<stdlib.h> //pustaka standar
#include
<delay.h>
//tunda
#include
<alcd.h> //lcd
#define
ADC_VREF_TYPE 0x00
//Read
the AD conversion result
unsigned
int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE &
0xff);
delay_us(10); //menunggu stabil
ADCSRA|=0X40; //mulai konversi
while ((ADCSRA & 0X10)==0); //tunggu konversi selesai
ADCSRA|=0X10;
return ADCW;
}
//===
Deklarasi variabel ===
int
ADC, //deklarasi
mengubah sinyal
data1; //data1
float
ADC_C;
char
buffer[33],
tampung[10];
//===
Pengesetan awal ===
void
InisialisasiPWM(){
DDRD
= 0xff;
//portD sebagai luaran
TCCR1A = 0xa3;
TCCR1B = 0x0b;
TCNT1
= 0x0000;
}
void
main(void)
{
PORTA
=0x00;
//inisialisasi port A .
DDRA
=0x00;
PORTB
=0x00;
//inisialisasi port B
DDRB
=0xFF;
PORTC
=0x00;
//inisialisasi port C
DDRC
=0x00;
PORTD
=0x00;
//inisialisasi port D
DDRD
=0x00;
TCCR0
=0x00;
//Timer/Counter 0 inisialisasi
TCNT0
=0x00;
//Mode : Normal top==00xFF
OCR0
=0x00;
//keluaran : tidak tersambung
TCCR1A =0x00; //Timer/Counter 1
inisialisasi
TCCR1B =0x00;
TCNT1H =0x00;
TCNT1L =0x00;
ICR1H
=0x00;
ICR1L
=0x00;
OCR1AH =0x00;
OCR1AL =0x00;
OCR1BH =0x00;
OCR1BL =0x00;
ASSR
=0x00;
TCCR2
=0x00;
TCNT2
=0x00;
OCR2
=0x00;
MCUCR
=0x00;
MCUCSR =0x00;
TIMSK
=0x00;
UCSRB
=0x00;
ACSR
=0x80;
SFIOR
=0x00;
ADMUX
=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA =0x83;
SPCR
=0x00;
TWCR
=0x00;
lcd_init(16);
InisialisasiPWM(); //Mengaktifkan Motor
lcd_gotoxy(1,0);
lcd_putsf(" Kelompok 2"); //inisialisasi LCD
lcd_gotoxy(0,1); //letak LCD
lcd_putsf(" Automatic Fan"); //inisialisasi LCD
delay_ms(300); //jeda
lcd_clear(); //hapus layar
lcd_gotoxy(4,0);
lcd_putsf(" Memulai "); //inisialisasi LCD
lcd_gotoxy(4,1); //letak LCD
lcd_putsf(" Sistem "); //inisialisasi LCD
delay_ms(50); //jeda
while
(1){
DDRB
= 0b11111111;
ADC
= read_adc(7);
//Untuk membacan ADC pada LM35
ADC_C
= (float)ADC+500/1023;
sprintf(buffer, "%5.2f", ADC_C);
if (ADC_C>70.0 &&
ADC_C<80.0) //Permisalan Untuk
Motor Pelan
{
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("Keterangan:"); //Untuk LCD
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("Suhu:Rendah");
delay_ms(10);
data1 = 1000; //Untuk Motor
OCR1A = data1;
TIFR = 0;
PORTB = 0b00000001; //Untuk LED Hijau
PORTB = 0b00001001;
delay_ms(100);
PORTB = 0b00000001;
delay_ms(100);
}
if (ADC_C>80.0 &&
ADC_C<90.0) //Permisalan Untuk
Motor kecepatan medium
{
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("Keterangan"); //Untuk LCD
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("Suhu:Sedang");
delay_ms(100);
data1 = 1000; //Untuk Motor
OCR1A =data1;
TIFR =0;
PORTB=
0b00001010; //Untuk
LED Kuning
delay_ms(80);
PORTB = 0b00000010;
delay_ms(80);
}
if (ADC_C>90.0) // Permisalan Untuk
Motor Kecepatan Tinggi
{
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("Keterangan"); //Untuk LCD
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("Suhu:Tinggi");
delay_ms(100);
data1=1000;
OCR1A =data1; //Untuk motor
TIFR =0;
PORTB=0b00000100; //LED Merah
delay_ms(20);
PORTB = 0b00001100;
delay_ms(20);
}
}
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Perancangan Kipas Otomatis dengan menggunakan
sensor LM35 berjalan dengan baik.
2. Dengan dibuatnya alat ini maka akan
mempermudah pekerjaan manusia.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Andrea,
Shinta, at al. “Pengatur Kecepatan Putar Motor Kipas Berdasarkan Suhu Menggunakan
Arduino Uno”. Elektronika, vol.12, no.1
Komentar
Posting Komentar