SENSOR PARKIR MOBIL MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 8535

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROKONROLLER

SENSOR PARKIR MOBIL BERBASIS ATMEGA 8535

 

 


 

Dosen Pengampu :

Dr. Samuel Beta K., Ing. Tech, M.T. 

 

Disusun Oleh 

Kelompok 3:

 

1.

Andhika Surya Syahputra

(4.34.22.0.03)

2.

Gery Alghifari

(4.34.22.0.10)

3.

Muhammad Affan alif fajar

(4.34.22.0.15)

4.

Roytua Daud Siringoringo

(4.34.22.0.22)



 

Program Studi Teknologi Rekayasa Elektronika

Jurusan Teknik Elektro

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2023

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

            1.1.          Latar Belakang

Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi otomotif telah mengarah pada integrasi berbagai sistem canggih untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan berkendara.

 sensor parkir berbasis mikrokontroler telah menjadi salah satu komponen utama dalam berbagai sistem bantuan parkir dan fitur keselamatan aktif pada kendaraan modern. Perkembangan terus menerus dalam bidang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kenyamanan dan keselamatan berkendara di masa depan 

1.2 Tujuan

Tujuan dari perancangan alat ini, yaitu :

       merancang Prototipe sistem pendeteksi jarak aman pada mobil dengan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroller AVR sebagai pengendali utamanya. Sebagai input digunakan modul sensor ultrasonic yang terdiri TX (transmitter) dan RX (receiver). Sebagai output digunakan sebuah LCD (Liquid Crystal Display) untuk menampilkan jarak aman, lampu LED sebagai indikator jarak waspada dan bahaya serta buzzer untuk indikator bunyi. 

1.3 Rumusan Masalah

  pengemudi mobil seringkali mengalami kesulitan untuk memparkir mobilnya di lokasi sempit,   disebabkan lahan parkir yang semakin berkurang, ataupun pengemudi sulit untuk mengetahui apakah mobil yang dikendarainya terlalu dekat dengan kendaraan sekitarnya. Tidak sedikit pengemudi yang menabrak tiang listrik atau menggores tembok ketika memundurkan mobilnya.

 

1.4 Solusi

 Jadi Kami Membuat Sebuah Alat Untuk Parkir Mobil Dengan Sebuah Sensor   Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 ,Yang Mana Apabila Mobil Mendekati Tembok Kurang Dari 1 Meter Sensor Akan Mendeteksi Dan Buzzer Berbunyi , Apabila Semakin Dekat Bunyi Buzzer Semakin Cepat .

 


                                                                                              BAB II

                                                                                TINJAUAN PUSTAKA

 

           1.1  Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroller AVR merupakan mikrokontroller berbasis arsitektur RISC (Reduced Intruction Set Computing) 8 bit. Mikrokontroller AVR didesain menggunakan arsitektur Harvard, dimana ruang dan jalur bus bagi memori program dipisahkan dengan memori data. Memori program diakses dengan single-pipelining, dimana ketika sebuah instruksi dijalankan, intruksi lain berikutnya akan di-prefetch dari program memori. AVR mempunyai kepanjangan Advanced Versatile RISCH atau Alf and Vegard’s RISC prosesor yang berasal dari dua nama mahasiswa yaitu Alf-Egil Bogel dan Vegerd Wollan.

AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroller lain, keunggulan mikrokontroller AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroller MSC51. Mikrokontroller AVR memiliki fasilitas yang lengkap (ADC internal, EEPROM internal, timer/Counter, watchdog timer, PWM, port I/O, komunikasi serial, komparator, 12C, dan lain-lain). Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini, programer dan desainer dapat menggunakannya untuk berbagai aplikasi sistem elektronika seperti robot, otomasi industri, peralatan telekomunikasi, dan berbagai keperluan lain. Secara umum mikrokontroller AVR dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega, dan Attiny.

 

Tabel jenis mikrokontroller AVR

Mikrokontroller AVR

Memori

Tipe

Jumlah pin

Flash

EEPROM

SRAM

Tiny AVR

8 – 32

1 – 2k

64 – 128

0 – 128

AT90Sxx

20 – 44

1 – 8k

128 – 512

0 – 1k

ATMega

32 – 64

8 – 128k

512 – 4k

512 – 4k

 

Fitur-fitur ATMega 8535

Fitur yang dimiliki ATMega 8535 sebagai berikut:

• Saluran IO sebangak 32 buah

• ADC 10 bit sebanyak 8 channel

• Tiga buah timer / counter

• Memiliki 32 register

• Watcthdog Timer dengan osicilator internal

• SRAM sebanyak 512 byte, EEPROM 512 byte, memori flash sebesar 8kb

• Mempunyai port SPI (Serial Peripheral Interface) dan port USART (Universal Shyncronous Ashyncronous Receiver Transmitter).

 

Konfigurasi pin AVR ATMega 8535



Gambar 1. ATMega 8535 

Konfigurasi pin ATMega 8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-Line package) dapat dilihat pada gambar diatas. Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin ATMega 8535 sebagai berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2. GND merupakan pin Ground

3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin ADC

4. Port B (PB0....PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu timer/counter, komparator Analog dan SPI.

5. Port C (PC0....PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu komparator analog dan timer Oscillator.

6. Port D (PD0....PD7) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interupt eksternal serta komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroller.

8. XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi tegangan referensi untuk ADC

         1.2  Sensor Ultrasonik HC SR04

Pengertian dari Sensor ultrasonik HC SR04 adalah sebuah sensor yang menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan frekuensi yang sangat tinggi yang umum digunakan untuk mengetahui letak suatu objek dengan cara memperkirakan jarak antara sensor dan objek tersebut melalui proses pengiriman gelombang melalui transmiter (pengirim) dan penangkapan kembali gelombang tersebut menggunakan receiver (penerima).

Pada Sensor Ultrasonik HC-SR04 terdapat sepasang transducer ultrasonik yang mana salah satunya berfungsi sebagai transmitter (pengirim) yang mempunyai tugas untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal pulsa gelombang frekuensi suara ultrasonik dengan frekuensi 40KHz, sedangkan satunya lagi memiliki fungsi sebagai receiver (penerima) yang mempunyai tugas untuk menerima sinyal gelombang suara ultrasonik.

Sensor ultrasonik ini mengeluarkan bunyi. Dan bunyi dari sensor ultrasonik tersebut tidak dapat didengar oleh telinga manusia, namun bunyi tersebut dapat didengar oleh hewan tertentu seperti anjing, kelelawar serta kucing. Bunyi dari gelombang ultrasonik bisa merambat melalui baik zat cair, zat padat maupun zat yang berbentuk gas.

Zat cair adalah media rambat yang paling baik untuk sensor ultrasonik apabila dibandingkan dengan benda padat dan gas. Karena itulah, sensor ultrasonik dalam aplikasinya banyak digunakan pada kapal selam dan alat khusus untuk mengukur kedalaman laut.

Fungsi Sensor Ultrasonik HC SR04

Sensor ultrasonik HC SR04 adalah sebuah sensor yang mempunyai fungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan juga sebaliknya. Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang memiliki frekuensi 20.000 Hz.

Seperti yang disebutkan di atas bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Selain itu bunyi ultrasonik juga bisa merambat melalui zat padat, cair serta gas. Reflektivitas (pemantulan) bunyi ultrasonik pada permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik pada permukaan zat cair, namun gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa (Santoso, 2015).

 

Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC SR04

Secara umum cara kerja sensor ultrasonik HC SR04 berdasarkan dengan prinsip kerja dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat digunakan untuk menentukan jarak letak suatu benda menggunakan frekuensi tertentu.

Gelombang ultrasonik dibangkitkan menggunakan sebuah alat yang disebut juga dengan piezoelektrik dengan menggunakan frekuensi tertentu. Alat piezoelektrik tersebut akan membangkitkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40KHz yaitu ketika sebuah osilator dipasang pada benda tersebut.

Secara umum, transmitter (pemancar) alat tersebut akan memancarkan gelombang ultrasonik menuju ke sebuah area / target / objek. Ketika gelombang ultrasonik tersebut sudah menyentuh permukaan target , maka target akan memantulkan kembali gelombang ultrasonik tersebut.

Setelah itu gelombang yang dipantulkan oleh target tersebut akan ditangkap oleh penerima(receiver) sensor. Kemudian, sensor akan menghitung selisih waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul yang diterima.




Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik HC SR04

Adapun prinsip kerja sensor ultrasonik HC SR04 secara detail sebagai berikut :

·         Anda dapat menghubungkan pin VCC dan pin GND dengan sumber tegangan DC 5V dengan Ground (GND) nya.


·         Beri sinyal / pulsa dari LOW ke HIGH ke LOW pada pin trigger selama 10μS (HIGH) Lihat gambar sinyal trigger input to module.

·         Sinyal /gelombang akan dipancarkan oleh transmitter (pemancar) ultrasonik dengan frekuensi dan durasi waktu tertentu (sebanyak 8 cycle sonic burst). Sinyal tersebut mempunyai frekuensi di atas 20 kHz. Sedangkan frekuensi yang umum digunakan untuk mengukur jarak suatu benda yaitu 40 kHz.

·         Gelombang / sinyal yang telah dipancarkan tersebut akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika sinyal tersebut membentur sebuah benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan kembali oleh benda tersebut (kecuali benda tersebut terbuat dari bahan busa atau tekstil).

·         Selama proses mengirim hingga menerima sinyal tersebut, Module sensor ultrasonic akan mengeluarkan pulsa (tegangan) pada pin ECHO selama durasi waktu mengirim sampai menerima sinyal yang telah dipancarkan.

·         Waktu inilah nantinya yang akan kita konversi ke jarak dengan menggunakan kontroller (seperti mikrokontroller Arduino dan lainnya).

·         Objek yang akan diukur jaraknya, jangkauan luasnya tidak boleh kurang dari 0,5 meter persegi

·         Anda dapat mengusahakan agar permukaan benda yang akan diukur mempunyai permukaan yang rata karena permukaan yang tidak rata dapat mempengaruhi hasil pengukuran (hasil pengukuran berubah-ubah)

Jadi dari cara kerja inilah anda bisa mengetahui fungsi pin trigger dan echo pada sensor ultrasonik.

 

Datasheet Sensor Ultrasonik HC SR04

Jika anda membutuhkan datasheet sensor ultrasonik HC SR04 dalam bentuk pdf, anda bisa mendownloadnya dari link berikut ini (datasheet sensor ultrasonik HC SR04).

Dalam datasheet sensor ini terdapat spesifikasi lengkap dari sensor tersebut. Silahkan, Anda bisa mendownloadnya.

 

Spesifikasi Sensor Ultrasonik HC SR04

Adapun spesifikasi sensor Ultrasonik HC SR04 kami sajikan di bawah ini dalam bentuk list sebagai berikut:

·         Working Voltage (Tegangan Kerja) :  5 V DC

·         Working Current (Arus Kerja) : 15mA

·         Working Frequency (Frekuensi Kerja) : 40Hz

·         Max Range (Maksimum Jangkauan) : 4 meter

·         Min Range (Minimum Jangkauan) : 2 cm

·         Measuring Angle (Sudut yang diukur) : 15 derajat

·         Trigger Input Signal (Pin Sinyal input trigger) : 10uS TTL pulsa

·         Echo Output Signal (Pin Sinyal keluaran ECHO) :  Input TTL  lever signal and the range in proportion (Input dalam bentuk sinya TTL /Time to Live level sinyal dan jarak yang diterima proposional)

·         Dimension 45*20*15mm (Ukuran dimensi fisik dari modul ini adalah 45 mm panjang x 20 mm lebar x 15 mm tinggi)

 

           1.3  LCD 16x2 (Liquid Crystal Display)

LCD 16×2 (Liquid Crystal Display) merupakan modul penampil data yang mepergunakan kristal cair sebagai bahan untuk penampil data yang berupa tulisan maupun gambar. Pengaplikasian pada kehidupan sehari – hari yang mudah dijumpai antara lain pada kalkulator, gamebot, televisi, atau pun layar komputer.

Jenis dari perangkat ini ada yang dan pada postingan ini akan dibahas tentang Tutorial Arduino mengakses LCD 16×2 dengan mudah, dimana mudah didapatkan ditoko elektronik terdekat.

 

Spesifikasi dari LCD 16×2

Adapun fitur – fitur yang tersedia antara lain

·       Terdiri dari 16 kolom dan 2 baris

·       Dilengkapi dengan back light

·       Mempunyai 192 karakter tersimpan

·       Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit

·       Terdapat karakter generator terprogram

 

Pin – pin LCD 16×2 dan keterangannya

Gambar 3. LCD 16x2

Keterangan :

GND : catu daya 0Vdc

VCC : catu daya positif

Constrate : untuk kontras tulisan pada LCD

RS atau Register Select :

High : untuk mengirim data

Low : untuk mengirim instruksi

R/W atau Read/Write

High : mengirim data

Low : mengirim instruksi

Disambungkan dengan LOW untuk pengiriman data ke layar

E (enable) : untuk mengontrol ke LCD ketika bernilai LOW, LCD tidak dapat diakses

D0 – D7 = Data Bus 0 – 7

Backlight + : disambungkan ke VCC untuk menyalakan lampu latar

Backlight – : disambungkan ke GND untuk menyalakan lampu latar


 

         1.4  Buzzer / Alarm

PENGERTIAN BUZZER ELEKTRONIKA

Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan taraf tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika itu sendiri. Pada umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai alarm karena penggunaannya yang cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi yang dapat didengar manusia.

Pada dasarnya, setiap buzzer elektronika memerlukan input berupa tegangan listrik yang kemudian diubah menjadi getaran suara atau gelombang bunyi yang memiliki frekuensi berkisar antara 1 - 5 KHz. Jenis buzzer elektronika yang sering digunakan dan ditemukan dalam rangkaian adalah buzzer yang berjenis Piezoelectric (Piezoelectric Buzzer). Hal itu karena Piezoelectric Buzzer memiliki berbagai kelebihan diantaranya yaitu lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah penggunaannya ketika diaplikasikan dalam rangkaian elektronika.

Efek Piezoelektrik (Piezoelectric Effect) ditemukan pertama kali oleh dua orang ilmuwan Fisika pada tahun 1880 bernama Pierre Curie dan Jacques Curie yang berasal dari kebangsaan Perancis. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezoelectric Buzzer dan mulai populer digunakan pada tahun 1970-an.

Dalam rangkaian elektronika, piezoelectric buzzer dapat digunakan pada tegangan listrik sebesar 6 volt hingga 12 volt dan dengan tipikal arus sebesar 25 mA. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini sering disebut juga dengan Beeper.
Baca juga : Pengertian dan Jenis Transduser


BENTUK DAN SIMBOL BUZZER ELEKTRONIKA

Pada umumnya Buzzer Elektronika memiliki bentuk seperti tabung silinder dengan sebuah lubang kecil di bagian atas dan dua buah pin/kaki di bagian bawah. Berikut adalah bentuk dan simbol Buzzer Elektronika :



FUNGSI BUZZER ELEKTRONIKA

Pada dasarnya Buzzer Elektronika menyerupai loud speaker namun memiliki fungsi-fungsi yang lebih sederhana. Berikut adalah beberapa fungsi buzzer elektronika :

·       Sebagai bel rumah

·       Alarm pada berbagai peralatan

·       Peringatan mundur pada truk

·       Komponen rangkaian anti maling

·       Indikator suara sebagai tanda bahaya atau yang lainnya

·       Timer

·       Dan lain-lain



PRINSIP KERJA BUZZER ELEKTRONIKA

Pada dasarnya, prinsip kerja dari buzzer elektronika hampir sama dengan loud speaker dimana buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang secara diafragma. Ketika kumparan tersebut dialiri listrik maka akan menjadi elektromagnet sehingga mengakibatkan kumparan tertarik ke dalam ataupun ke luar tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena kumparan dipasang secara diafragma maka setiap kumparan akan menggerakkan diafragma tersebut secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Namun dibandingkan dengan loud speaker, buzzer elektronika relatif lebih mudah untuk digerakkan. Sebagai contoh, buzzer elektronika dapat langsung diberikan tegangan listrik dengan taraf tertentu untuk dapat menghasilkan suara. Hal ini tentu berbeda dengan loud speaker yang memerlukan rangkaian penguat khusus untuk menggerakkan speaker agar menghasilkan suara yang dapat didengar oleh manusia.

 

BAB III

PERANCANGAN ALAT

 

3.1 Daftar Komponen

Komponen yang digunakan untuk perancangan alat :

1.     1x LCD

2.   . 1x Sensor Ultrasonik HC SR04

3.     1x Buzzer

4      1x Atmega 8535

 

3.2 Cara Kerja

   Ketika sensor Ultrasonik membaca jarak diatas 70 CM  maka Buzzer akan diam, ketika membaca Jarak kurang dari  70 sampai 30 maka buzzer akan berbunyi pelan dan ketika sensor membaca jaeak kurang dari 30 maka Buzzer akan berbunyi cepat

 

3.3 Diagram Blok




3.4 Diagram Alir

 

 

3.5 Gambar Rangkaian

 

3.6 Kode Program

/* Pemrogram      : Kelompok RE-2A/3

  1. 03-Andhika Surya Syahputra             NIM:4.34.22.0.03

  2. 10-Gerry Alghifari                             NIM:4.34.22.0.10

  3. 15-Muhammad Affan alif fajar          NIM:4.34.22.0.15

  4. 22-Roytua Daud Siringoringo            NIM:4.34.22.0.22

Tgl.Praktikum  : Selasa, 12 DESEMBER 2023

====================================================================================

Proyek Akhir

  program untuk membaca jarak dan menampilkan pada LCD

Komponen:

- aTmega 8535

- 1xLCD

- buzzer

- papan pcb

- kabel jumper

 

==================================================================================*/

//daftar pustaka//

#include <mega8535.h>

#include <alcd.h>

#include <delay.h>

#include <stdlib.h>

// Deklarasi variabel global

int count;

char buff[10];

unsigned char jarak;

 

// Fungsi untuk mengukur jarak menggunakan sensor ultrasonik

unsigned char sensor_jarak() {

    count = 0;

    PORTD.6 = 1;              // Aktifkan trigger ultrasonik

    delay_us(15);

    PORTD.6 = 0;              // Matikan trigger

    delay_us(2);

 

    while (PIND.7 == 0) {}    // Tunggu hingga pin Echo menjadi HIGH

    while (PIND.7 == 1) {

        count++;

    }

   jarak = count * 0.45 / 2;  // Konversi pulse menjadi jarak (dalam cm)

    return jarak;

}

void main(void) {

    // Inisialisasi port

    PORTA = 0x00;

    DDRA = 0x00;

    PORTB = 0x80;

    DDRB = 0x40;

    PORTC = 0x00;

    DDRC = 0xFF;

    PORTD = 0x00;

    DDRD = 0x40;              // Pin PD6 sebagai output untuk trigger ultrasonik

    lcd_init(16);             // Inisialisasi LCD 2x16

    while (1) {

        jarak = sensor_jarak();

        lcd_clear();

        lcd_gotoxy(0, 0);

        lcd_putsf("Jarak Dengan");

        lcd_gotoxy(0, 1);

        lcd_putsf("Mobil : ");

        itoa(jarak, buff);

        lcd_gotoxy(8, 1);

        lcd_puts(buff);

        lcd_gotoxy(13, 1);

        lcd_putsf("Cm");

 

        delay_ms(1);

 

        // Aktifkan LED jika jarak kurang dari 100 cm

        if (jarak < 30) {

            PORTC.0 = 1;

            delay_ms(5);

            PORTC.0 = 0;

            delay_ms(5);

            PORTC.0 = 1;

            delay_ms(5); 

            PORTC.0 = 0;  }

        else if (jarak <80){

            PORTC.0 = 1;

            delay_ms(50);

            PORTC.0 = 0;

            delay_ms(50);

            PORTC.0 = 1; 

            delay_ms(50);

            PORTC.0 = 0;

        } else {

            PORTC.0 = 0;

        }

    }

} 

 

 BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.   Perancangan Sensor parkir otomatis dengan menggunakan sensor Ultrasonik     HC SR04 berjalan dengan baik.

2.    Dengan adanya alat ini akan mengurangi kejadian kejadian yang tidak diinginkan saat memarkirkan mobil

 

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/ViB0_YjERxU?si=KT8O1mnKkcTbTTGP 


LAMPIRAN

Vidio simulasi Alat

Referensi

PPT

 

 

 

 

  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROTOTYPE SMART HOME DENGAN ESP32 BERBASIS INTERNET OF THINGS

IoT Health Monitoring System for Sports: Real-Time Heart Rate and Temperature Tracking

MONITORING PENETAS TELUR BERBASIS IoT