Alat Pendeteksi Kebisingan

LAPORAN PRAKTIKUM LABOLATORIUM MIKROKONTROLER II

ALAT PENDETEKSI BISING

 



 

Dosen Pengampu:

Dr. Samuel Beta K., Ing. Tech., M.T.

 

 

 

Disusun Oleh:

Kelompok 5

 1. Arief Rahman Hakim

RE-2A

(4.34.22.0.

 2. Hendra Putra Rusmana

RE-2A

(4.34.22.0.

3. Muhammad Nurafiq

RE-2A

(4.34.22.0.

4. Sigit Tri Wibowo

RE-2A

(4.34.22.0.

 

 

 

 

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 

2024

 





  Laporan Praktek Alat Pendeteksi Kebisingan


 1. Latar Belakang


Kebisingan adalah salah satu bentuk polusi yang sering tidak disadari oleh banyak orang namun memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan kenyamanan hidup. Di lingkungan perkotaan, sumber kebisingan dapat berasal dari lalu lintas, industri, aktivitas konstruksi, dan bahkan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mengukur tingkat kebisingan agar dapat mengelola dan mengurangi dampaknya. Alat pendeteksi kebisingan, atau sound level meter, digunakan untuk mengukur intensitas suara di lingkungan sekitar.


2. Dasar Teori


2.1. Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan atau mengganggu yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan manusia. Tingkat kebisingan diukur dalam desibel (dB), yang merupakan satuan logaritmik untuk intensitas suara.


2.2. Alat Pendeteksi Kebisingan

Alat pendeteksi kebisingan menggunakan mikrofon untuk menangkap suara dan mengukur intensitasnya. Mikrofon ini mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang kemudian dianalisis oleh perangkat elektronik untuk menentukan tingkat kebisingan.


2.3. Skala Desibel

Skala desibel digunakan untuk mengukur tingkat tekanan suara. Skala ini bersifat logaritmik, yang berarti peningkatan sedikit dalam desibel menunjukkan peningkatan signifikan dalam intensitas suara. Sebagai contoh, peningkatan 10 dB menggandakan intensitas suara.


3. Permasalahan


Beberapa masalah yang dihadapi dalam mengukur kebisingan adalah:


**3.1. Variabilitas Lingkungan**

Tingkat kebisingan bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Misalnya, kebisingan lalu lintas bisa lebih tinggi pada jam sibuk dibandingkan pada malam hari.


3.2. Kalibrasi Alat

Alat pendeteksi kebisingan memerlukan kalibrasi yang tepat agar memberikan hasil yang akurat. Ketidakakuratan dalam kalibrasi dapat menghasilkan data yang salah dan menyesatkan.


3.3. Interferensi Suara

Suara latar belakang atau interferensi dari sumber lain dapat mempengaruhi pembacaan alat. Ini bisa menjadi tantangan dalam lingkungan yang sangat bising atau di mana banyak sumber suara berbeda.


4. Solusi


Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, beberapa solusi yang dapat diimplementasikan adalah:


4.1. Penggunaan Alat dengan Sensitivitas Tinggi

Menggunakan alat pendeteksi kebisingan yang memiliki sensitivitas tinggi dan kemampuan untuk memfilter suara latar belakang dapat meningkatkan akurasi pengukuran.


4.2. Kalibrasi Rutin

Melakukan kalibrasi rutin terhadap alat pendeteksi kebisingan dengan menggunakan standar kalibrasi yang tepat memastikan bahwa alat memberikan hasil yang akurat.


**4.3. Pengukuran di Beberapa Titik**

Mengambil pengukuran di beberapa titik dan pada waktu yang berbeda dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang tingkat kebisingan di suatu area. 


4.4. Teknologi Pengurangan Kebisingan

Menerapkan teknologi pengurangan kebisingan di sumbernya, seperti peredam suara di mesin atau bahan penyerap suara di bangunan, dapat membantu mengurangi tingkat kebisingan secara keseluruhan.


Program


#define BLYNK_TEMPLATE_ID "TMPL6fomd4hgn"

#define BLYNK_TEMPLATE_NAME "marani petani"

#define BLYNK_AUTH_TOKEN "2eAThQHfIFJKz-1tYVlLCU3MfW_mUeOB"


#define I2C_ADDRESS 0x27

#define SDA_PIN 9

#define SCL_PIN 10


#include <SoftI2CMaster.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

#include <Wire.h> 

#include <LiquidCrystal_I2C.h>


char ssid[] = "Pami House";

char pass[] = "";

char auth[] = "2eAThQHfIFJKz-1tYVlLCU3MfW_mUeOB";

int v1;

BLYNK_WRITE(V1){v1 = param.asInt();}


SoftI2CMaster i2c(SDA_PIN, SCL_PIN);

LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDRESS, 16, 2);


int sensorSuara = A0;

int val;

void setup() {

  Serial.begin(115200);

  lcd.init(); lcd.backlight();

  pinMode(sensorSuara, INPUT);

  pinMode(3, OUTPUT); pinMode(4, OUTPUT);

  digitalWrite(3, 0);

  

}


void loop() {

  lcd.clear();

  val = analogRead(sensorSuara);

  lcd.setCursor(0, 0);  lcd.print("Selamat Membaca");

  //lcd.setCursor(8, 0);  lcd.print(val); 

  if(v1==1){

    if(val<=500){

    buzzer();

  }}

  Serial.println(val);

  delay(50);

}


void buzzer(){

  lcd.clear(); 

  lcd.setCursor(0, 0);  lcd.print("--MOHON JANGAN--");

  lcd.setCursor(0, 1);  lcd.print("----BERISIK!----");

  digitalWrite(4, 1); delay(50);

  digitalWrite(4, 0); delay(50);

  digitalWrite(4, 1); delay(50);

  digitalWrite(4, 0); delay(50);

  delay(1000);

}



Kesimpulan

Mengukur dan mengelola kebisingan adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup di lingkungan perkotaan. Dengan menggunakan alat pendeteksi kebisingan yang tepat, kalibrasi yang rutin, dan strategi pengukuran yang baik, kita dapat mengatasi tantangan dalam mengukur kebisingan dan menerapkan solusi yang efektif untuk menguranginya.


link yt: https://youtu.be/kFmr4D1tC20



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROTOTYPE SMART HOME DENGAN ESP32 BERBASIS INTERNET OF THINGS

IoT Health Monitoring System for Sports: Real-Time Heart Rate and Temperature Tracking

MONITORING PENETAS TELUR BERBASIS IoT