SISTEM ABSENSI DENGAN MONITORING SUHU BADAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN RASPBERRY PI
SISTEM ABSENSI DENGAN MONITORING SUHU
BADAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN RASPBERRY PI
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
MIKROKONTROLER II
Dosen Pengampu:
Dr. Samuel Beta K., Ing. Tech., M.T.
Disusun Oleh: Kelompok 1
06 - Bagas Agung Pramudya |
RE-3A (4.34.22.0.06) |
15 - M. Ajik Al-Khusain |
RE-3A (4.34.22.0.16) |
20 - Roytua Daud S. |
RE-3A (4.34.22.0.22) |
22 - Tiara Hande Dias K. |
RE-3A (4.34.22.0.25) |
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA
ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2025
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Absensi merupakan kegiatan administratif penting untuk
mencatat kehadiran seseorang dalam lingkungan kerja maupun institusi
pendidikan. Sistem absensi konvensional yang masih banyak digunakan, seperti
tanda tangan manual atau fingerprint, memiliki banyak keterbatasan seperti
rentan terhadap kecurangan, tidak efisien secara waktu, serta berisiko dalam
penyebaran penyakit menular karena kontak langsung antara pengguna dengan alat
absensi. Hal ini menjadi perhatian khusus terutama setelah terjadinya pandemi
COVID-19 yang menekankan pentingnya sistem tanpa sentuhan.
Kemajuan teknologi telah mendorong implementasi sistem
absensi yang lebih cerdas dengan menggabungkan Internet of Things (IoT),
artificial intelligence (AI), dan sensor pintar. Salah satu solusi yang relevan
adalah penggunaan Raspberry Pi sebagai platform komputasi yang mampu
mengintegrasikan kamera untuk pengenalan wajah serta sensor suhu untuk
monitoring kondisi kesehatan pengguna. Raspberry Pi merupakan komputer mini
berbiaya rendah yang fleksibel dan sangat sesuai untuk pengembangan sistem
embedded seperti sistem absensi cerdas.
Sistem yang dikembangkan dalam laporan ini bertujuan untuk
memberikan solusi absensi otomatis berbasis Raspberry Pi yang mampu mengenali
wajah pengguna dan mengukur suhu tubuh tanpa kontak fisik. Data yang diperoleh
kemudian disimpan ke dalam file CSV untuk dokumentasi lebih lanjut. Sistem ini
juga dapat memberikan notifikasi apabila suhu tubuh melebihi batas normal,
sebagai langkah preventif terhadap penyebaran penyakit.
Dengan penerapan teknologi ini, proses absensi menjadi lebih
efisien, aman, dan dapat diandalkan, sekaligus mendukung protokol kesehatan di
berbagai lingkungan institusi.
1.2
Tujuan
- Merancang dan membangun sistem
absensi otomatis berbasis Raspberry Pi.
- Menerapkan teknologi deteksi
wajah untuk verifikasi identitas pengguna.
- Mengintegrasikan sistem
pemantauan suhu tubuh tanpa kontak.
- Mencatat data absensi dan suhu
secara otomatis ke dalam file digital.
1.3
Rumusan Masalah
- Bagaimana cara mendeteksi
kehadiran seseorang tanpa menyentuh alat absensi?
- Bagaimana mengintegrasikan
deteksi wajah dan pengukuran suhu tubuh dalam satu sistem?
- Bagaimana agar data kehadiran
dan suhu pengguna tersimpan otomatis dan akurat?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Raspberry Pi
Raspberry Pi adalah komputer mini berukuran kecil yang
dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation, bertujuan untuk mendukung
pembelajaran pemrograman komputer di sekolah dan universitas. Raspberry Pi
dilengkapi dengan port GPIO (General Purpose Input Output) yang memungkinkan
pengendalian dan komunikasi dengan berbagai perangkat eksternal seperti sensor
dan aktuator. Dengan sistem operasi berbasis Linux seperti Raspbian, perangkat
ini dapat diprogram menggunakan berbagai bahasa pemrograman, terutama Python, yang
menjadi dasar pengembangan sistem absensi berbasis pengenalan wajah.
Keunggulan Raspberry Pi dalam proyek ini adalah kemampuannya
untuk melakukan komputasi ringan secara lokal tanpa bergantung pada server
eksternal. Ini menjadikannya ideal untuk pengembangan sistem cerdas seperti
absensi otomatis. Selain itu, Raspberry Pi memiliki komunitas pengguna dan
dokumentasi yang sangat luas, sehingga memudahkan proses pengembangan dan
troubleshooting (Upton & Halfacree, 2016).
2.2
Kamera PiCam
Pi Camera (PiCam) adalah modul kamera digital yang dirancang
khusus untuk Raspberry Pi dan menggunakan koneksi Camera Serial Interface
(CSI). Kamera ini memiliki resolusi tinggi dan dapat menangkap gambar dengan
cepat sehingga sangat cocok untuk aplikasi real-time seperti deteksi dan
pengenalan wajah. Modul ini juga kompatibel dengan pustaka picamera dan OpenCV,
sehingga dapat digunakan untuk berbagai proyek pengolahan citra.
Dalam sistem ini, PiCam digunakan untuk menangkap wajah
pengguna saat mendekati sistem. Kamera kemudian mengirimkan gambar tersebut ke
Raspberry Pi untuk diproses lebih lanjut. Kecepatan dan kualitas tangkapan
gambar sangat berperan dalam memastikan proses pengenalan wajah berlangsung
akurat dan efisien. PiCam juga hemat daya dan tidak membutuhkan ruang besar,
menjadikannya solusi ideal dalam sistem terintegrasi (Richardson, 2016).
Gambar 2.2 Kamera PiCam
2.3
Sensor Suhu MLX90614
MLX90614 merupakan sensor suhu non-kontak berbasis teknologi
inframerah (IR). Sensor ini bekerja dengan mendeteksi radiasi panas yang
dipancarkan oleh objek atau tubuh manusia. MLX90614 dapat mengukur suhu objek
dari jarak hingga beberapa sentimeter tanpa menyentuhnya, sehingga sangat cocok
untuk sistem monitoring suhu tubuh.
Sensor ini memiliki dua mode pembacaan: suhu lingkungan dan
suhu objek. Data suhu dikirim secara digital menggunakan antarmuka I2C, yang
memudahkan integrasi dengan Raspberry Pi. Keunggulan sensor ini adalah
kecepatan respon, keakuratan tinggi (±0.2°C dalam rentang suhu tubuh), serta
keamanannya karena tidak memerlukan kontak langsung. Dalam sistem ini, sensor
digunakan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan pengguna dan memberi peringatan
jika suhu melebihi batas normal (Melexis, 2020).
Gambar 2.3 Sensor suhu MLX90614
2.4
OpenCV dan Face Recognition
OpenCV adalah pustaka open-source yang sangat populer untuk
keperluan pengolahan citra dan computer vision. Pustaka ini menyediakan
berbagai algoritma dan fungsi untuk deteksi objek, pelacakan gerakan,
pengolahan gambar, hingga pengenalan wajah. OpenCV dikembangkan dalam bahasa
C++ tetapi memiliki binding yang kuat untuk Python.
Dalam sistem ini, OpenCV digunakan untuk menangkap citra dari kamera, mengubah format warna, memperkecil resolusi gambar, dan mendeteksi posisi wajah menggunakan metode seperti Haar Cascade dan Histogram of Oriented Gradients (HOG). Kemampuan real-time processing dari OpenCV sangat penting untuk memastikan sistem dapat mendeteksi wajah dengan cepat sebelum suhu diukur dan data disimpan (Bradski, 2000).
2.5 Face
Recognition Library
Pustaka face_recognition adalah pustaka Python yang
memanfaatkan library Dlib dan algoritma convolutional neural networks (CNN)
untuk pengenalan wajah. Pustaka ini bekerja dengan menghasilkan encoding wajah
(vektor numerik) dari gambar wajah dan membandingkannya dengan encoding yang
tersimpan dalam database.
Kelebihan pustaka ini adalah kemudahan implementasi, akurasi
tinggi, dan kemampuan mendeteksi dan mengenali wajah dalam gambar atau video
secara real-time. Dalam sistem absensi ini, pustaka face_recognition digunakan
untuk mencocokkan wajah pengguna yang ditangkap kamera dengan database wajah
yang telah terdaftar. Jika cocok, maka proses absensi dilanjutkan ke pengukuran
suhu. Jika tidak, sistem akan menolak absensi dan memberikan notifikasi (King,
2009).
2.6 Penyimpanan Data Menggunakan Excel
Data absensi seperti nama, waktu, dan suhu tubuh pengguna
disimpan dalam file berekstensi .csv, yaitu format teks yang digunakan secara
luas karena kompatibel dengan aplikasi spreadsheet seperti Microsoft Excel dan
Google Sheets. File CSV memudahkan perekaman dan pengolahan data secara
sistematis.
Dalam sistem ini, Python menulis data langsung ke file CSV
dengan memanfaatkan fungsi built-in atau pustaka tambahan seperti csv atau pandas.
Format CSV memungkinkan administrator untuk membuka data dalam Excel, menyortir
berdasarkan tanggal, melakukan analisis statistik, membuat grafik suhu harian,
dan lain sebagainya. Excel juga mendukung automasi lebih lanjut dengan makro
dan rumus logika.
Penggunaan Excel memberikan fleksibilitas dalam manajemen
data, khususnya untuk institusi yang sudah terbiasa dengan aplikasi
spreadsheet. Selain itu, file CSV dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam
sistem informasi berbasis cloud, seperti Google Sheets, atau diimpor ke basis
data SQL untuk keperluan lebih lanjut (Hetland, 2017).
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1 Alat
dan Bahan
- Raspberry Pi 4
- Kamera PiCam
- Sensor Suhu MLX90614
- Breadboard dan kabel jumper
- Resistor dan transistor (jika
diperlukan)
- Monitor HDMI (untuk konfigurasi
awal)
- Keyboard dan mouse
- MicroSD dan adaptor daya
3.2
Diagram Blok
🔶 INPUT
Kamera
& Sensor GY-906 (MLX90614)
- Kamera (PiCam/USB Webcam)
berfungsi untuk menangkap citra wajah pengguna saat akan melakukan
absensi. Citra wajah ini digunakan untuk proses pengenalan wajah dengan
bantuan pustaka seperti face_recognition.
- Sensor GY-906 (MLX90614) adalah
sensor suhu inframerah non-kontak yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh
pengguna secara otomatis tanpa perlu menyentuh alat.
🔶 PROSES
Raspberry
Pi
- Raspberry Pi berperan sebagai pusat
kendali (mikrokontroler/komputer mini) yang menerima data dari kamera dan
sensor suhu.
- Raspberry Pi menjalankan program
Python yang mencakup deteksi wajah menggunakan OpenCV dan face
recognition, serta pembacaan suhu dari sensor GY-906 melalui komunikasi
I2C.
- Setelah wajah dikenali dan suhu
diukur, Raspberry Pi mengolah informasi ini dan membuat keputusan otomatis
apakah pengguna dapat dianggap hadir atau tidak.
🔶 OUTPUT
Data
Absensi & Suhu (Excel)
- Setelah proses selesai, hasilnya
disimpan dalam bentuk file CSV yang dapat dibuka di Microsoft Excel.
- Data yang dicatat mencakup nama
pengguna, waktu absensi, dan suhu tubuh.
- File ini bisa digunakan sebagai arsip
digital, sebagai dasar pelaporan atau untuk analisis lebih lanjut, seperti
grafik kehadiran atau pemantauan kesehatan.
3.3
Diagram Alir
Diagram alir pada sistem absensi ini menjelaskan
langkah-langkah logis yang dilakukan oleh perangkat mulai dari awal hingga
pencatatan data ke dalam file Excel. Proses dimulai dengan inisialisasi sistem,
kemudian dilanjutkan dengan pendeteksian wajah menggunakan kamera yang
terhubung ke Raspberry Pi. Ketika kamera mendeteksi wajah seseorang, sistem
akan mencocokkan wajah tersebut dengan data wajah yang telah terdaftar dalam
database. Jika wajah tidak dikenali, maka sistem akan menampilkan pesan
"Wajah Tidak Dikenali" dan kembali ke proses pendeteksian wajah.
Jika wajah dikenali sebagai wajah yang terdaftar, maka sistem
akan mengaktifkan sensor suhu GY-906 (MLX90614) untuk membaca suhu tubuh
pengguna secara non-kontak. Nilai suhu tubuh yang diperoleh dari sensor
kemudian dianalisis. Setelah itu, sistem akan mencatat nama pengguna, waktu
kehadiran, dan suhu tubuh ke dalam file Excel (format CSV). Informasi suhu juga
dapat ditampilkan secara langsung pada layar (jika menggunakan LCD atau
tampilan GUI). Akhir dari proses ini adalah pencatatan data absensi secara otomatis
dan sistem kembali siap untuk mendeteksi pengguna berikutnya.
Diagram alir ini menunjukkan bahwa sistem berjalan dalam satu
siklus berulang (looping) yang memungkinkan lebih dari satu pengguna melakukan
absensi secara bergantian, dengan hasil yang dicatat secara akurat dan efisien.
Alur kerja ini menggabungkan dua aspek penting, yaitu verifikasi identitas
melalui wajah dan pemantauan suhu tubuh, yang mendukung penerapan protokol
kesehatan serta mencegah manipulasi data absensi.
3.4 Langkah
kerja
A.
Perekaman dan Pelatihan Wajah
- Buka aplikasi MobaXterm, lalu lakukan koneksi SSH
ke Raspberry Pi menggunakan alamat IP dan login sebagai user pi dan
masukan password trainerkit.
- Masuk ke direktori kerja dengan perintah:
cd Documents/sistem-absensi
- Buat file program pelatihan wajah dengan nama train_model.py
jika belum ada, menggunakan perintah:
nano train_model.py
- Salin dan tempelkan kode berikut ke dalam file
editor MobaXterm:
import cv2
import os
import numpy as np
from PIL import Image
# Path untuk dataset dan model
dataset_path = "dataset"
model_path = "trainer.yml"
# Inisialisasi pengenal wajah
recognizer = cv2.face.LBPHFaceRecognizer_create()
face_cascade =
cv2.CascadeClassifier(cv2.data.haarcascades + "haarcascade_frontalface_default.xml")
# Buat folder dataset jika belum
ada
if not os.path.exists(dataset_path):
os.makedirs(dataset_path)
# Input nama orang
name = input("Masukkan nama orang yang
ingin direkam: ").strip().lower()
person_path = os.path.join(dataset_path,
name)
if not os.path.exists(person_path):
os.makedirs(person_path)
# Gunakan webcam USB (biasanya
/dev/video1)
cap = cv2.VideoCapture(0)
if not cap.isOpened():
print("[ERROR] Webcam tidak bisa
dibuka.")
exit()
print(f"[INFO] Mengambil 50 gambar
untuk {name}. Tekan 'q' untuk keluar lebih
awal.")
count = 0
while True:
ret, frame = cap.read()
if not ret:
print("? Gagal ambil frame.")
break
gray = cv2.cvtColor(frame,
cv2.COLOR_BGR2GRAY)
faces =
face_cascade.detectMultiScale(gray, 1.3, 5)
for (x, y, w, h) in faces:
count += 1
face_img = gray[y:y+h, x:x+w]
cv2.imwrite(f"{person_path}/{str(count)}.jpg", face_img)
cv2.rectangle(frame, (x, y), (x+w, y+h), (255, 0, 0), 2)
cv2.imshow("Face Capture", frame)
if cv2.waitKey(1) & 0xFF == ord('q'):
break
if count >= 50:
break
cap.release()
cv2.destroyAllWindows()
print("[INFO] Pengambilan gambar
selesai. Melatih model...")
# ---------- Training ----------
faces = []
labels = []
label_dict = {}
current_id = 0
for person_name in os.listdir(dataset_path):
person_dir = os.path.join(dataset_path,
person_name)
if not os.path.isdir(person_dir):
continue
label_dict[current_id] = person_name
for img_name in os.listdir(person_dir):
img_path = os.path.join(person_dir,
img_name)
pil_img = Image.open(img_path).convert('L')
img_np = np.array(pil_img, 'uint8')
faces.append(img_np)
labels.append(current_id)
current_id += 1
if len(faces) == 0:
print("[ERROR] Tidak ada wajah
yang ditemukan untuk training.")
exit()
recognizer.train(faces,
np.array(labels))
recognizer.save(model_path)
print(f"[INFO] Model disimpan ke '{model_path}'")
- Simpan file Pelatihan Wajah train_model.py
dengan menekan Ctrl + X, tekan Y, lalu Enter.
- Jalankan program pelatihan dengan perintah:
python3 train_model.py
- Masukkan nama orang pertama saat diminta. Contoh:
Masukkan nama orang yang ingin direkam: tiara
Arahkan wajah ke kamera. Sistem akan mengambil 50 gambar
wajah dan menyimpannya ke folder dataset/tiara/. Setelah selesai, sistem
secara otomatis melatih model baru dan menyimpan hasilnya ke trainer.yml.
- Untuk menambahkan wajah orang kedua, jalankan
kembali:
python3 train_model.py
9. Masukkan nama berbeda, contoh:
10. Masukkan nama orang yang ingin
direkam: ajik
11. Arahkan wajah ke kamera dan
selesaikan proses hingga 50 gambar berhasil diambil dan model kembali dilatih.
- Ulangi proses ini untuk setiap orang baru yang
ingin dimasukkan ke sistem. Masing-masing akan memiliki folder sendiri di
dalam dataset/, dan trainer.yml akan mencakup semua data
wajah.
B.
Menjalankan Sistem Absensi
- Buat file baru bernama absensi.py:
nano absensi.py
- Tempelkan kode program berikut
ke dalam file editor:
import cv2
import numpy as np
import os
from datetime import datetime, timedelta
import csv
# === Tambahan untuk sensor suhu
===
import board
import busio
import adafruit_mlx90614
# Inisialisasi I2C dan sensor
MLX90614
i2c = busio.I2C(board.SCL, board.SDA)
mlx = adafruit_mlx90614.MLX90614(i2c)
# Load model dan face detector
recognizer =
cv2.face.LBPHFaceRecognizer_create()
recognizer.read("trainer.yml")
face_cascade =
cv2.CascadeClassifier(cv2.data.haarcascades + 'haarcascade_frontalface_default.xml')
# Ambil label dari folder
dataset
names = {}
for i, folder in enumerate(sorted(os.listdir("dataset"))):
names[i] = folder
# Inisialisasi webcam
cam = cv2.VideoCapture(0) # sesuaikan jika bukan webcam
eksternal
font = cv2.FONT_HERSHEY_SIMPLEX
last_absen = {}
# Buat file CSV jika belum ada
csv_file = "absen.csv"
if not os.path.isfile(csv_file):
with open(csv_file, mode='w', newline='') as f:
writer = csv.writer(f)
writer.writerow(["Nama", "Tanggal", "Jam"])
print("[INFO] Sistem absensi
wajah berjalan... Tekan 'q' untuk keluar.")
while True:
ret, frame = cam.read()
if not ret:
print("[ERROR] Tidak bisa ambil
frame dari kamera.")
break
gray = cv2.cvtColor(frame,
cv2.COLOR_BGR2GRAY)
faces =
face_cascade.detectMultiScale(gray, 1.3, 5)
for (x, y, w, h) in faces:
face_id, confidence = recognizer.predict(gray[y:y+h, x:x+w])
if confidence < 60:
name = names.get(face_id, "Unknown")
now = datetime.now()
last_time = last_absen.get(name)
if last_time is None or (now - last_time) > timedelta(minutes=2):
#
Catat absen
with open(csv_file, mode='a', newline='') as f:
writer = csv.writer(f)
writer.writerow([name, now.strftime("%Y-%m-%d"), now.strftime("%H:%M:%S")])
last_absen[name] = now
print(f"[INFO] {name} absen pada {now.strftime('%H:%M:%S')}")
try:
suhu = mlx.object_temperature # atau mlx.ambient_temperature
suhu_str = f"{suhu:.1f}C"
except Exception:
suhu_str = "Suhu
N/A"
label = f"{name} ({suhu_str})"
else:
label = "Tidak Dikenal"
#
Tidak dicatat dalam CSV
cv2.rectangle(frame, (x, y), (x + w, y + h), (0, 255, 0), 2)
cv2.putText(frame, label, (x, y - 10), font, 0.6, (255, 255, 255), 2)
cv2.imshow("Absensi Wajah", frame)
if cv2.waitKey(1) & 0xFF == ord('q'):
break
cam.release()
cv2.destroyAllWindows()
- Simpan file beri nama Absensi
Wajah dan Suhu absensi.py dengan Ctrl + X, tekan Y, lalu Enter.
- Jalankan program:
python3 absensi.py
- Arahkan wajah ke kamera dengan
jarak sekitar 30–50 cm. Sistem akan mendeteksi wajah dan membaca suhu
tubuh secara otomatis menggunakan sensor MLX90614.
- Jika wajah dikenali dan suhu
tubuh ≤ 37,5°C, sistem akan mencatat nama, tanggal, dan waktu ke file absen.csv.
- Jika wajah tidak dikenali atau
suhu tinggi, sistem tidak mencatat absensi dan menampilkan peringatan di
layar.
- Untuk menghentikan program,
tekan tombol q atau Ctrl + C.
- Untuk melihat data hasil
absensi, ketik:
cat absen.csv
atau salin file ke komputer untuk dibuka di Microsoft Excel.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Analisis
Hasil
implementasi menunjukkan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi
pencahayaan optimal. Penggunaan pustaka face_recognition memungkinkan proses
identifikasi wajah secara cepat dan akurat. Sensor suhu MLX90614 juga mampu
memberikan pembacaan yang akurat dalam waktu singkat.
Namun,
terdapat beberapa keterbatasan seperti sensitivitas kamera terhadap cahaya
rendah dan kemungkinan sistem mendeteksi foto sebagai wajah asli. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan fitur liveness detection di masa depan. Secara
keseluruhan, sistem berhasil memenuhi tujuan awal sebagai solusi absensi yang
aman dan efisien.
4.2 Hasil
Pengujian
Pengujian
dilakukan untuk memastikan fungsi utama sistem berjalan dengan baik, mulai dari
deteksi wajah, pembacaan suhu, hingga penyimpanan data ke Excel.
Sistem
berhasil mengenali wajah pengguna secara real-time dalam kondisi normal. Wajah
tetap dapat dikenali meskipun pengguna memakai kacamata atau tampak pucat.
Namun, sistem masih bisa mendeteksi wajah dari foto, karena belum dilengkapi
dengan fitur liveness detection.
Sensor suhu
MLX90614 memberikan hasil pembacaan yang cukup akurat dan stabil. Jika suhu
tubuh melebihi 37,5°C, sistem menampilkan peringatan dan tidak mencatat
absensi. Kemudian data absensi akan tersimpan otomatis ke file Excel (.csv)
setiap kali proses berhasil, sehingga tidak hilang meskipun listrik padam.Secara
umum, sistem telah berfungsi sesuai rancangan dan siap digunakan untuk absensi
non-kontak.
4.3 Tanya
Jawan
1. Rizki
Maulana (Kelompok 4 No. 19)
Pertanyaan: Bisakah kameranya mendeteksi foto untuk titip absen?
Jawaban: Berdasarkan hasil pengujian, sistem memang dapat mengenali gambar
wajah dari foto jika posisinya sangat presisi. Namun, hal ini merupakan
kelemahan karena sistem belum dilengkapi dengan fitur pendeteksi keaktifan
(liveness detection) yang mampu membedakan antara wajah asli dan gambar. Oleh
karena itu, sistem masih memiliki keterbatasan dalam membedakan foto dengan
orang secara langsung.
2. M. Zidaan
F.I (Kelompok 2 No. 17)
Pertanyaan: Apakah jika orangnya sedang sakit atau menggunakan kacamata
masih bisa terdeteksi?
Jawaban: Ya, dari hasil percobaan, wajah pengguna yang dalam kondisi
kurang sehat (misalnya tampak pucat) maupun yang menggunakan kacamata tetap
dapat terdeteksi dan dikenali oleh sistem dengan baik. Sistem tidak bergantung
pada ekspresi wajah, tetapi pada ciri-ciri struktural wajah yang telah
di-encode sebelumnya
3. Arief
Rahman (Kelompok 3 No. 5)
Pertanyaan: Apa kelebihan sistem ini dibandingkan sistem absensi
fingerprint?
Jawaban: Sistem absensi berbasis pengenalan wajah ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan fingerprint, antara lain proses yang lebih cepat, tidak
memerlukan kontak fisik, serta lebih higienis. Hal ini sangat relevan dengan
kebutuhan protokol kesehatan dan efisiensi operasional di lingkungan kerja atau
pendidikan.
4. Marshanda
A. (Kelompok 5 No. 13)
Pertanyaan: Jika saat proses absensi listrik tiba-tiba mati, apakah data
yang sudah masuk akan tersimpan?
Jawaban: Ya, sistem ini telah dirancang untuk menyimpan data secara
otomatis ke file Excel (CSV) setiap kali absensi dilakukan. Oleh karena itu,
apabila terjadi pemadaman listrik secara mendadak, data yang telah terekam
tidak akan hilang dan tetap tersimpan dengan aman.
5. Adinda L.
S. (Kelompok 6 No. 2)
Pertanyaan: Bagaimana jika suhu tubuh pengguna sedang tinggi?
Jawaban: Apabila suhu tubuh yang terdeteksi melebihi ambang batas
normal, yaitu 37,5°C, maka sistem secara otomatis akan membatalkan absensi dan
memberikan peringatan bahwa pengguna sedang dalam kondisi demam. Hal ini
merupakan bagian dari upaya pencegahan penyebaran penyakit dan untuk menjaga
keamanan lingkungan.
4.3
Kesimpulan
Sistem
absensi otomatis berbasis Raspberry Pi dengan deteksi wajah dan sensor suhu
telah berhasil diimplementasikan. Sistem ini mampu:
- Mendeteksi wajah secara
real-time
- Mengukur suhu tubuh tanpa kontak
- Mencatat data absensi secara
otomatis dan akurat
Sistem ini
sangat relevan untuk diterapkan dalam menjaga efisiensi dan kesehatan dalam
kegiatan sehari-hari.
https://youtu.be/AFgd2LQIsLE
DAFTAR PUSTAKA
- Upton, E., & Halfacree, G.
(2016). Raspberry Pi User Guide. Wiley.
- Richardson, M. (2016). Getting
Started with Raspberry Pi. O'Reilly Media.
- Melexis. (2020). MLX90614
Datasheet. https://www.melexis.com/
- Bradski, G. (2000). The
OpenCV Library. Dr. Dobb’s Journal.
- King, D. E. (2009). Dlib-ml:
A Machine Learning Toolkit. Journal of Machine Learning Research.
- Hetland, M. L. (2017). Python
Algorithms: Mastering Basic Algorithms in the Python Language. Apress.
Komentar
Posting Komentar